Halo semuanya !!
Kali ini aku mau me-review sebuah novel yang menurut aku sangat bagus selama aku terjun kedunia per-novelan. Sebelumnya aku jelaskan terlebih dahulu ya mengenai konsep novel itu sendiri.
Novel adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan peristiwa nyata atau fiksional yang dibayangkan pengarang melalui pengamatannya terhadap realitas. Selain itu dalam novel juga menonjolkan sifat dan watak setiap tokoh.
Nah setelah tau apa itu novel, yuk langsung aja review novelnya!
Judul : Tulisan Sastra
Penulis : Tenderlova
ISBN : 978-623-289-095-4
Penerbit : LovRinz
Terbit : 2020
Kategori : Fiksi
Seperti judulnya, novel ini berfokus pada salah satu tokoh bernama sastra. Kata penulisnya sendiri (kak Tenderlova), ia terinspirasi dari idol Kpop. Karena aku juga menyukai Kpop dan teman ku merekomendasikan novel ini, maka aku memutuskan untuk membacanya.
SINOPSIS
Sastra, berapa lama manusia mampu bertahan seorang diri dalam kegelapan?
Tertatih tanpa harapan, terkoyak atas takdir yang tak berperasaan.
Sastra, berapa lama manusia mampu melupakan luka berjejak tanpa suara?
Dirundung perih menyiksa, dihantam pilu yang menderu. Seingatku, semalam aku menangis tanpa suara. Hanya untuk mengenangmu yang kini entah berada dimana.
Sepekan, dua pekan, kearah mana aku harus mengais jejakmu? Ke arah mana agar aku mampu berlari memelukmu? Sastra …… kemana arah jalan untuk kembali menemukanmu.
REVIEW
Seperti yang aku bilang sebelumnya bahwa novel ini berfokus pada seorang Sastra, si tokoh utama. Tentang Sastra dan keluarganya, teman-temannya, pacarnya, dan dunia yang dia suka.
Sastra merupakan anak tengah di keluarganya. Menjadi seorang penengah biasanya memiliki sifat campuran. Dewasa jika bersama adik-adik nya dan menjadi kekanakan jika bersama kakak dan orang tuanya.
Dari novel ini, aku belajar banyak banget hal tentang kehidupan. Apalagi sosok bapak yang bijak dan menjadi motivator bagi anak-anaknya. Bapak yang selalu mengajak anak-anak nya berbincang di depan teras sambil minum kopi. Novel ini mengajarkan bahwa hidup itu gak selalu harus ‘Wah’ cukup jadi diri sendiri itu sudah hebat. Perkataan bapak yang sangat memotivasi aku untuk lebih menerima diri dan minta maaf ke diri sendiri karena sudah memaksakan banyak hal.
Di novel ini juga aku merasakan hangat nya sebuah keluarga. Sastra memiliki keenam saudara yang masing masing memiliki ciri masing-masing, punya kelebihan dan kekurangan yang semua itu bisa jadi sarana untuk saling melengkapi. Kayaknya seru ya kalo keluarga sastra ada di dunia nyata.
Yang aku suka dari novel ini
1. Gaya bahasa yang sangat mudah dimengerti
Novel ini menggunakan bahasa sehari-hari yang bisa di mengerti sama pembacanya. Kata-kata nya yang mudah di mengerti membuat aku sangat suka sama novel ini.
2. Tokoh nya yang sangat mencuri perhatian.
Aku suka banget sama tokoh bapak yang sangat bijaksana dan sangat memperhatikan anak-anaknya, semacar bapak idaman semua anak. Dan juga sama saudara-saudaranya Sastra walaupun seperti saudara pada umumnya tetapi mereka mampu mengayomi saudara-saudaranya.
Bang tama, anak pertama yang punya rasa tanggung jawab yang gak main-main dan bisa menjadi panutan buat adik adiknya. Hal itu ia dapatkan karena perkataan bapak bahwa “Laki-laki harus punya rasa tanggung jawab. Bahkan dari hal yang paling sepele contohnya habisin makanan yang sudah kita taruh di piring. Bilang maaf kalau punya salah. Karena bukan karena menjadi yang paling besar, lantas akan benar. Minimal tanggung jawab sama diri sendiri.”
Selanjutnya ada kak Eros, yang juga merupakan kakak tertua yang sangat bijaksana ketika adik-adiknya berulah. Dia nasihatin adik adik nya dengan bilang “Kekerasan itu bukan Cuma bikin orang lain rugi, tapi kamu juga. Kamu tau kenapa manusia punya otak? Itu buat mikir. Bukan Cuma jadi isi kepala aja. Pura-pura bodoh didepan orang nggak akan buat kamu beneran bodoh.”
Bang jovan, kakak ketiga Sastra yang katanya gantang banget tapi sayangnya playboy. Tapi jangan sangka Bang Jovan pernah ngomong gini sama Sastra “Hidup memang seperti itu Sastra. Pasang dan surut itu suatu hal yang pasti. Serupa roda yang berputar, fase-fase yang akan kamu lalui itu bukan untuk membuat kamu berhenti. Tapi membuat kamu belajar banyak hal sampai kamu tiba di tempat tujuan kamu. Nikmati aja prosesnya dan jangan lupa bersyukur.”
Selanjutnya ada Adinata atau yang biasa di panggil Mas Nana, adik pertama Sastra. Nana anaknya nggak neko-neko, anteng banget dia ceritanya. Jago masak juga dan biasa bantuin mama di dapur. Karena sesuatu hal, Nana jadi adik kesayangannya Sastra.
Adik kedua Sastra yaitu Cetta. Dan yang terakhir bernama Jaya.
3. Pesan Moral yang terkandung
a. Menjadi orang yang baik
Bapak pernah bilang ke Sastra bahwa "Abang ingat nggak? Dulu Bapak pernah bilang, Abang nggak perlu jadi dokter atau menteri cuma buat kelihatan hebat dan keren. Cukup jadi orang yang paling wangi sekabupaten aja."
"Hidup itu seumpama jalan yang harus kita lewati, Bang. Pada akhirnya, kita akan berhenti berjalan dan sampai ke tempat tujuan. Tapi dalam perjalanan yang panjang itu, ada banyak hal yang harus kita lakukan. Ada berbagai macam rintangan yang harus kita lalui. Perjalanan itu membuat kita mempunyai dua pilihan, Abang mau meninggalkan jejak wangi untuk dikagumi orang-orang atau jejak busuk yang merugikan mereka?"
b. Kadang cukup adalah pilihan terbaik
Bagi Sastra, yang lebih baik itu tidak pernah benar-benar ada. Manusia terlalu serakah untuk mencari lebih. Padahal mensyukuri apa yang ada jauh lebih baik ketimbang menginginkan lebih.
c. Petuah Pak Suyadi (Bapak)
Bapak pernah bilang ke Bang Tama "Setiap perempuan itu surga, Tama. Dan hatinya persis seperti tahu mentah. Lembut dan adem di perut. Tapi kalau kamu jatuhkan begitu saja ke lantai, dia pasti ambyar. Kamu mungkin bisa olah tahu mentah itu menjadi segumpal bakwan. Tapi selamanya bakwan itu tidak akan pernah kembali menjadi tahu mentah. Maka itu, jaga perasaan perempuan baik-baik. Jangan pernah dihancurkan hanya karena kamu punya kesempatan."
KESIMPULAN
Gimana? Tertarik kan untuk baca Novel Tulisan Sastra? Pokoknya keren deh, apalagi endingnya yang sangat gak bisa ditebak. Setelah selesai membaca ini pun, kamu gaakan pernah bisa melupakan sosok Sastra dan Keluarganya.
So, Jangan lupa di baca yaa!!!
Makasih review novelnya, jadi penasaran pengen baca supaya bisa kenal sama sosok Sastra dan keluarganya
BalasHapusWah makasih banyak zahra review nyaaa jadii mau cobaa bacaaa 😁
BalasHapusKeliatannya bagus novelnya... family genre. akan saya coba baca deh
BalasHapuskayak nya seru yaa. jadi mau baca novel nya. thanks for reviewnya
BalasHapusBaca aja kebetulan aku punya novelnya,setelah baca di watpadd kemudian terbit aku langsung beliii
BalasHapusCertanha bnr² bagus
Kalian bisa merasakan betapa hangatnya keluarga pak suyadii intinya luvvv banget saama penulisnya ceritanya bikin gabisa move onn
Kekurangan novel nya apa kak? Soalnya aku mau buat tugas:(
BalasHapus